
VIVAnews - Badai salju hebat terjadi di Planet Saturnus beberapa pekan lalu. Karena sangat dahsyat, badai itu bisa terlihat oleh para astronom Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) dan pengamat amatir angkasa luar di Bumi.
Seperti dikutip dari FOX News, Jumat 30 April 2010, pesawat angkasa luar milik NASA, Cassini, saat ini sedang mengorbit Saturnus, planet kedua terbesar dalam tata surya setelah Yupiter. Cassini sedang berada di posisi terdekat dengan Saturnus, dan merekam data paling terperinci dari badai yang mengelilingi Saturnus.
Namun, astronom-astronom amatir di Bumi juga bisa mengamatinya. "Kami sangat antusias karena mendapat 'dukungan' dari para amatir," kata ilmuwan Cassini, Gordon Bjoraker, anggota tim ilmuwan Cassini di Greenbelt, Maryland, AS.
Data yang diperoleh Cassini, sebuah badai turbulen, mengeruk banyak sekali material dari atmosfer dan menutupi sebuah wilayah seluas lima kali lebih luas dibanding badai salju terbesar yang menghantam Bumi tahun ini, yakni badai "Snowmageddon" yang menyelimuti kawasan Washington, D.C. dengan salju pada Februari lalu.
Instrumen gelombang plasma dan radio dalam pesawat Cassini, serta kamera, merekam guntur dan petir di Saturnus selama bertahun-tahun di daerah sekitar garis lintang Saturnus yang disebut "storm alley" tersebut.
Namun, astronom-astronom amatir di Bumi juga bisa mengamatinya. "Kami sangat antusias karena mendapat 'dukungan' dari para amatir," kata ilmuwan Cassini, Gordon Bjoraker, anggota tim ilmuwan Cassini di Greenbelt, Maryland, AS.
Data yang diperoleh Cassini, sebuah badai turbulen, mengeruk banyak sekali material dari atmosfer dan menutupi sebuah wilayah seluas lima kali lebih luas dibanding badai salju terbesar yang menghantam Bumi tahun ini, yakni badai "Snowmageddon" yang menyelimuti kawasan Washington, D.C. dengan salju pada Februari lalu.
Instrumen gelombang plasma dan radio dalam pesawat Cassini, serta kamera, merekam guntur dan petir di Saturnus selama bertahun-tahun di daerah sekitar garis lintang Saturnus yang disebut "storm alley" tersebut.
Artikel Terkait
- Apa Beda Asteroid, Komet, dan Meteoroid?
- Gerhana Bulan Total Merah Darah Menakjubkan Yang Diperingati di Google
- Manusia Jelajahi Sisi Gelap Bulan Tahun 2016
- Benda Misterius Melayang di NewYork
- Warga Banyuwangi Rasakan Gempa Bali 2 Kali
- Gempa Bali 6,8 SR Rusak Sejumlah Bangunan di Banyuwangi
- Puasa = Mencegah Global Warming..!
- Perdagangan Penyu Semakin Menjadi-Jadi Di Bali
- Erupsi Merapi 2010 Terburuk Sejak 1870
- TEROMPET YANG AKAN DITIUP MALAIKAT ISRAFIL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Hum... untung ga terjadi di Bumi...
untungnya itu sob.. wakawaka XD
Posting Komentar