Jam sudah menunjukkan waktu nya pulang, cepat-cepat kubereskan meja kerja , dan siap-siap turun lantai keluar gedung kantor untuk mengejar metromini 640 jurusan pasar minggu tanah abang.
Ah … akhirnya dapat tempat duduk juga setelah sebagian besar penumpang turun di stasiun karena mereka akan naik kereta api ke rumah masing-masing. Tidak lama naiklah seorang laki-laki dengan tampang tak bersahabat, baju seadanya lalu berdiri menghadap penumpang dan berkata,
“Selamat sore bapak ibu, assalamualaikum waromatulllah wabarokatuh, saya disini punya silet, silet ini tajam ya bapak ibu, sama seperti silet bapak ibu dirumah. Coba lihat ini saya praktekkan,” .
Lalu dia mulai memotong, kertas atau apa tak begitu jelas soalnya, menjadi keping-keping berserakan. Lalu dia berkata lagi ,
“Sekarang saya akan coba silet ini di lengan saya dan tidak akan terjadi apa-apa” .
Lalu pria itu mengiris urat nadinya di lengan, lalu mengiris-ngiris lidahnya dan terakhir adalah pipi kiri kanannya. Semua dilakukan tanpa ekspresi.
Lalu terakhir dia bilang
” Itulah permainan silet saya, dan saya sarankan bapak ibu berhati-hati dengan silet , sekarang saya akan bernyanyi tanpa gitar “.
Menyanyilah pria itu tanpa ekspresi apapun dan suara sumbang gak karuan. Setelah itu bisa dipastikan pria itu menadahkan tangannya. Meminta uang dari satu penumpang ke penumpang lainnya.
Ihhhh saya jelas bergidik, ngeri .., gak ngasih takut, ngasih kok keknya orang ini seperti nodong secara halus, soalnya bawa senjata tajam itu. Saya berikan uang Rp. 1000 tanpa melihat wajahnya.
Jadi inget juga ada seorang pria di metro mini juga, meminta belas kasihan karena katanya dia baru saja tersiram air panas dan butuh biaya berobat, lalu dibuka lengannya yang sejak tadi dibungkus plastik, lalu terlihat lukanya yang menjijikan, yang entah benar atau tidak , karena katanya bisa dibuat dengan sengaja.
Hmmm ini sepertinya penodongan gaya baru, membuat penumpang takut, terutama perempuan-perempuan muda, ibu-ibu atau mungkin juga bapak-bapak .
Apa yang harus dilakukan untuk mereka yah ???? …..
Ah … akhirnya dapat tempat duduk juga setelah sebagian besar penumpang turun di stasiun karena mereka akan naik kereta api ke rumah masing-masing. Tidak lama naiklah seorang laki-laki dengan tampang tak bersahabat, baju seadanya lalu berdiri menghadap penumpang dan berkata,
“Selamat sore bapak ibu, assalamualaikum waromatulllah wabarokatuh, saya disini punya silet, silet ini tajam ya bapak ibu, sama seperti silet bapak ibu dirumah. Coba lihat ini saya praktekkan,” .
Lalu dia mulai memotong, kertas atau apa tak begitu jelas soalnya, menjadi keping-keping berserakan. Lalu dia berkata lagi ,
“Sekarang saya akan coba silet ini di lengan saya dan tidak akan terjadi apa-apa” .
Lalu pria itu mengiris urat nadinya di lengan, lalu mengiris-ngiris lidahnya dan terakhir adalah pipi kiri kanannya. Semua dilakukan tanpa ekspresi.
Lalu terakhir dia bilang
” Itulah permainan silet saya, dan saya sarankan bapak ibu berhati-hati dengan silet , sekarang saya akan bernyanyi tanpa gitar “.
Menyanyilah pria itu tanpa ekspresi apapun dan suara sumbang gak karuan. Setelah itu bisa dipastikan pria itu menadahkan tangannya. Meminta uang dari satu penumpang ke penumpang lainnya.
Ihhhh saya jelas bergidik, ngeri .., gak ngasih takut, ngasih kok keknya orang ini seperti nodong secara halus, soalnya bawa senjata tajam itu. Saya berikan uang Rp. 1000 tanpa melihat wajahnya.
Jadi inget juga ada seorang pria di metro mini juga, meminta belas kasihan karena katanya dia baru saja tersiram air panas dan butuh biaya berobat, lalu dibuka lengannya yang sejak tadi dibungkus plastik, lalu terlihat lukanya yang menjijikan, yang entah benar atau tidak , karena katanya bisa dibuat dengan sengaja.
Hmmm ini sepertinya penodongan gaya baru, membuat penumpang takut, terutama perempuan-perempuan muda, ibu-ibu atau mungkin juga bapak-bapak .
Apa yang harus dilakukan untuk mereka yah ???? …..
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar